Wednesday, February 29, 2012

Hiperlaktasi (produksi ASI berlebih): Upaya Mengatasi

Upaya yang dapat dilakukan:
  • Sebelum mulai menyusui, pompalah (dengan tangan ataupun alat) air susu secukupnya untuk mengurangi laju keluarnya air susu. Air susu yang keluar dapat disimpan untuk diberikan pada bayi pada saat ibu tidak dapat menyusui langsung. Namun jangan mengeluarkan terlalu banyak, karena sebenarnya pengeluaran yang banyak akan memicu produksi yang banyak pula dari tubuh.
  • Cobalah menyusui bayi ketika sebelum ia sangat lapar (misalnya ketika baru saja bangun tidur), sehingga bayi akan menghisap pelan-pelan. Penghisapan perlahan akan lebih sedikit menimbulkan rangsangan pada payudara sehingga memperlambat laju keluarnya air susu ibu.
  • Posisi penyusuan tertentu bisa membantu bayi untuk mengantisipasi derasnya aliran air susu. Cobalah posisi bayi yang duduk menghadap ibu, dan ibu bersandar agak miring ke belakang sehingga gravitasi dapat memperlambat aliran susu. Atau coba posisi menyusui dengan ibu berbaring miring, dan meletakkan handuk/ kain di bawah payudara untuk menampung tetesan air susu.
  • Segera hentikan penyusuan jika bayi terlihat menghisap atau menelan susu terlalu cepat dan kewalahan dengan aliran ASI yang deras. Biarkan bayi bersendawa terlebih dahulu baru lanjutkan penyusuan kembali.
  • Untuk membantu mengurangi suplai air susu, pompalah terlebih dahulu kedua payudara hingga habis. Setelah itu, barulah mulai menyusui bayi hanya pada satu payudara saja selama 2-4 kali penyusuan berturut-turut. Ibu bisa memompa payudara lain yang tidak digunakan untuk menyusui (tidak sampai habis), untuk mengurangi tekanan jika payudara terlalu penuh. Teknik ini biasanya berhasil mengurangi produksi air susu dalam 24-48 jam.
  • Jika selama ini ibu memompa dan menyimpan ASI, hentikan pemompaan sampai persediaan air susu sesuai dengan kebutuhan bayi saat ini.

Sisi positif dari hiperlaktasi adalah bahwa tubuh ibu menghasilkan makanan/ ASI yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan bayi. Namun terkadang bayi hanya mendapatkan susu depan (foremilk) yang kurang berkalori, sehingga menimbulkan lebih banyak gas di dalam perut. Jika berlangsung terus menerus, hal ini dapat mengganggu pemenuhan nutrisi bayi. Cobalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli penyusuan tentang hal ini untuk memperoleh penyelesaian yang terbaik. Waspadailah juga terhadap gejala penyumbatan saluran air susu atau mastitis (pembengkakan payudara karena air susu tidak dapat keluar). Jika ibu mengalaminya, maka perawatan khusus segera dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan ini terlebih dahulu.

Tuesday, February 28, 2012

Hiperlaktasi (persediaan ASI berlebih): Gejala dan Penyebab

Hiperlaktasi merupakan istilah di mana badan ibu menyusui memproduksi air susu dalam jumlah berlebih dibanding kebutuhan bayi. Air susu tersebut bisa saja keluar dengan cepat tanpa perlu dirangsang, menetes atau bahkan menyemprot. Tanda-tanda dari hiperlaktasi adalah payudara ibu akan terasa sangat penuh sepanjang waktu, bahkan bisa jadi ibu mengalami penyumbatan saluran air susu atau pembengkakan payudara.  Rasa nyeri di dada juga bisa muncul, dan biasanya terjadi kebocoran air susu di antara waktu penyusuan, atau kebocoran yang banyak pada payudara lain yang tidak sedang disusu oleh bayi selama proses penyusuan. Gejala-gejala ini dapat muncul pada minggu-minggu awal setelah persalinan. Payudara akan perlahan-lahan beradaptasi memproduksi jumlah air susu yang sesuai sekitar 3-5 bulan setelah persalinan.

Bayi bisa saja tidak terganggu dan tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap hiperlaktasi yang dialami ibu. Di lain pihak bisa saja bayi hanya menyusu sebentar (5-10 menit) dan mencoba menekan puting ibu (hal ini dapat menyebabkan puting bengkak/ luka) karena ia berusaha menghentikan aliran yang terlalu deras. Bayi yang lain bisa saja ingin menyusu lebih sering, ada yang menolak menyusu, atau bahkan muntah setelah menyusu karena terlalu kenyang. Bayi bisa saja sudah merasa kekenyangan sebelum mendapatkan susu belakang (hindmilk) yang mengandung lemak dan kalori tinggi, sehingga terlalu banyak laktosa di dalam perutnya. Hal ini dapat menyebabkan terlalu banyak gas dalam saluran pencernaan dan buang air kecil/ besar dalam jumlah besar. Berat badan bayi sendiri dapat bervariasi dari sangat rendah hingga terlalu tinggi, tergantung dari reaksinya.

Salah satu penyebab seorang ibu menghasilkan terlalu banyak susu karena adanya rangsangan atau stimulus yang mendorong tubuh untuk memproduksi sedemikian banyaknya, misalnya kebiasaan memompa susu melebihi dari kebutuhan bayi. Selain itu, ketidakseimbangan hormon, tumor pada kelenjar susu, dan pengobatan lain juga dapat mempengaruhi produksi susu yang berlebihan pada ibu menyusui.

Monday, February 27, 2012

Mengenal gula dalam makanan bayi

Secara alami, bayi dan anak-anak menyukai gula karena mereka membutuhkan energi. Gula merupakan sumber utama yang memberikan energi pada sel tubuh untuk dapat bekerja dengan baik. Namun seringkali gula disalahkan atas berbagai kemungkinan penyebab penyakit. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa gula yang diberikan sebagai makanan bayi haruslah gula yang baik untuk pertumbuhannya.

Glukosa, dekstrosa, dan sukrosa adalah beberapa contoh gula “buruk” yang dapat ditemukan pada gula pasir, permen, lapisan gula, kecap, dan sirup. Sejumlah kecil gula jenis ini tidak berbahaya bagi bayi, namun apabila berlebihan akan menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah melebihi batas normal. Gula sederhana ini hanya perlu dicerna sedikit oleh usus, dan masuk ke aliran darah dengan cepat sehingga kadar gula darah meningkat. Hormon insulin selanjutnya berperan mengantarkan gula tersebut ke sel-sel tubuh sehingga kadar gula dalam darah menurun. Kemudian hormon glikogen akan mengekstrak gula dari hati untuk meningkatkan kadar gula darah kembali, demikian seterusnya terjadi dalam suatu siklus. Tingkat gula darah dan hormon yang tidak stabil dalam siklusnya akan menyebabkan terjadinya tingkah laku hiperaktif pada anak.

Gula fruktosa, terutama dari buah-buahan, adalah jenis gula yang lebih baik karena gula ini tidak merangsang kerja hormon seperti gula sederhana lainnya. Perubahan tingkat gula darah dan tingkah laku yang tampak pun tidak akan sedrastis akibat gula sederhana lainnya.

Gula dalam susu atau laktosa juga merupakan gula baik untuk bayi dan anak karena tidak cepat masuk ke dalam aliran darah, melainkan masuk perlahan bersamaan dengan nutrisi lainnya.

Gula terbaik adalah gula kompleks atau polisakarida atau pati, yang terkandung dalam pasta, kacang polong, kentang, tepung gandum, dan biji-bijian. Setelah dicerna, gula ini akan masuk ke aliran darah dalam bentuk seperti kapsul energi yang memasok energi secara perlahan dan konstan, sehingga member perasaan kenyang lebih lama.

Sumber gula yang paling baik dapat ditemukan dari apel, buncis, kacang plong, ASI, produk olahan susu (yogurt tawar), buah segar, pasta, kentang, kedelai, sayuran, dan biji-bijian.


Friday, February 24, 2012

Memperkenalkan penggunaan cangkir pada bayi

Sebenarnya tidak ada patokan usia untuk mulai memperkenalkan penggunaan cangkir pada bayi. Bayi yang baru lahir pun sebenarnya dapat menggunakan cangkir plastik yang mudah dibengkok-bengkokkan. Tahap perkenalan ini bertujuan untuk mengganti botol atau payudara ibu dengan cangkir, secara bertahap. Bagaimanapun juga, peralihan dari menghisap ke menyeruput memerlukan koordinasi mulut yang berbeda dan kemampuan menelan yang lebih baik.
Refleks penolakan lidah yang cenderung menjulur akan bertumbukan dengan bibir yang merapat pada punggir cangkir, sehingga cairan dari cangkir akan menetes melalui bagian sudut mulut. Kebanyakan bayi tidak dapat menguasai cara menempelkan bibirnya pada bibir cangkir dengan baik sampai kira-kira usia 1 tahun.
Berikut adalah beberapa tips untuk meminimalisasi gangguan-gangguan saat memperkenalkan penggunaan cangkir:
  • Peganglah gelas atau cangkir saat bayi minum, sampai ia belajar dan mampu memegang sendiri.
  • Bila banyak cairan yang menetes saat bayi minum dari cangkir, gunakan cangkir khusus yang dilengkapi penutup rapat dan sedotan atau lubang kecil, untuk latihan terlebih dahulu.
  • Gunakan cangkir yang berat pada bagian dasarnya sehingga tidak mudah terguling. Cangkir dengan alas cukup luas akan mendukung stabilitasnya.
  • Gunakan cangkir plastik dengan dua pegangan telinga sehingga mudah digenggam oleh bayi.
  • Lindungi pakaian bayi dengan celemek dada yang tahan air.
  • Isi cangkir dengan susu formula atau jus buah dalam jumlah yang sedikit dulu, untuk satu kali makan.

Ibu yang menyusui, kebanyakan melewati tahap penggunaan botol dan langsung mendorong penggunaan cangkir. Jika bayi masih menolak cangkir pada akhir tahun pertama, padahal ibu ingin segera memulai penyapihan cobalah cara-cara kreatif untuk mendukungnya. Misalnya gunakan cangkir plastik berbentuk mainan, ajak bayi untuk memperhatikan orang-orang di sekelilingnya yang menikmati minum dengan cangkir masing-masing, letakkan cangkir dalam jangkauannya, dan isilah cangkir dengan cairan yang telah dikenalnya dengan baik atau disukainya. Selamat mencoba ^_^

Wednesday, February 15, 2012

Cara melakukan penyapihan (Bagian II)

Jangan menawarkan dan jangan menolak
Penyapihan berarti pelepasan, bukan penolakan. Walaupun ibu telah berusaha meminimalisasi situasi yang mendorong bayi ingin menyusu, namun bersikaplah terbuka ketika bayi benar-benar membutuhkan dan menginginkan ASI. Terkadang bayi minta menyusu hanya untuk memenuhi kebutuhan hubungan emosionalnya dengan ibu. Selain itu, longgarkanlah penyapihan jika ibu mengamati munculnya tingkah laku negatif (marah atau sedih berlebihan) pada bayi. Demikian pula jika bayi sedang sakit, frekuensi penyusuan sangatlah penting untuk membantu penyediaan antibodi, jadi tundalah dulu penyapihan yang direncanakan.

Mengembangkan cara-cara kreatif

Bayi pada usia mencukupi ketika disapih (1-2 tahun) pada umumnya terpicu keinginannya untuk menyusu karena merasa bosan dengan keadaan sekelilingnya, baik mainan maupun orang-orang di sekitarnya, sehingga ia mencari kembali penghiburan melalui penyusuan. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengalihkan perhatiannya adalah dengan membuat bayi sibuk, termasuk dengan mengajarkan hal-hal baru untuknya. Selain itu, kurangi atau hindari juga posisi-posisi yang dapat memicu ingatan bayi pada proses penyusuan, misalnya duduk di kursi sofa tempat biasa bayi menyusu.
Batita pada umumnya ingin menyusu saat ia hendak tidur. Untuk menghilangkan kebiasaan ini, buatlah jadwal tidur siang dan malam yang pasti dan ciptakan aktivitas lain menjelang tidur, misalnya membaca cerita dongeng, mendengarkan musik yang menenangkan, menonton video anak-anak, permainan sederhana, dan sebagainya.

Dengan cara-cara di atas, niscaya penyapihan pun akan terasa lebih mudah. Penyapihan bukan lagi dianggap sebagai suatu kehilangan, namun perluasan hubungan ibu dan bayi. Hubungan ibu dan bayi tidak lagi melulu hanya melalui penyusuan, namun dapat berkembang ke aktivitas lainnya. Bayi pun tidak akan merasa terpaksa melepas penyusuan, tetapi dengan senang hati belajar menerima alternatif yang ditawarkan sebagai pengganti menyusu.

Tuesday, February 14, 2012

Cara melakukan penyapihan (Bagian I)

Pada usia 1-2 tahun, ibu disarankan mulai menyapih bayinya untuk memenuhi kecukupan gizinya selain dari ASI. Menyapih secara umum didefinisikan sebagai tidak memberi ASI dan menggantinya dengan makanan lain.  Berikut adalah beberapa tips dalam proses penyapihan agar ibu sukses menyapih dan bayi pun tidak merasa dipaksa.

Menyapih dari orang ke orang, bukan dari orang ke benda

Seringkali ibu menggunakan boneka beruang atau mainan bayi lainnya untuk membujuk bayi agar beralih dari payudara ibu. Cara ini lebih tidak disarankan karena peran ibu digantikan oleh benda mati. Akibatnya interaksi sosial bayi pun menjadi kurang berkembang. Sebagai pengganti ibu, ayah bisa menjadi alternatif dalam mengambil peranan ibu, bukannya benda mati.

Perlahan dan bertahap
Hindari menyapih secara tergesa-gesa, misalnya dengan meninggalkan bayi untuk urusan bisnis ke luar kota. Pelepasan kedekatan emosional dari payudara ibu dan keseluruhan peran ibu secara mendadak akan menghasilkan stres berlebihan bagi bayi. Lakukanlah secara bertahap, misalnya dimulai dengan tidak memberikan ASI pada jam-jam yang tidak terlalu disukai bayi, misalnya di pagi hari saat ibu dan bayi senang berjalan-jalan santai ke luar rumah, atau kurangi frekuensi menyusui sedikit demi sedikit. Seiring berjalannya waktu, ibu dan bayi akan saling menyesuaikan diri hingga hanya melakukan penyusuan satu atau dua kali sehari (misalnya saat tidur siang atau malam hari).

Bersambung...

Monday, February 13, 2012

Makanan pembangkit stamina bagi ibu baru (Bagian II)

Minum, minum, dan minum
Pada beberapa minggu pertama setelah persalinan, jagalah asupan cairan yang masuk ke tubuh dengan banyak minum. Dehidrasi hanya akan memperparah kelelahan dan rasa ngantuk yang sering menimpa ibu. Jaga persediaan air minum di kamar, dekat tempat tidur, mobil, kereta dorong bayi, dan di mana saja, agar ibu tidak kesulitan menemukan air minum. Pada ibu menyusui, beberapa minggu pertama akan sering merasakan kehausan yang amat sangat. Oleh karena itu pastikan untuk minum minimal 8 gelas sehari, lebih banyak jika bisa.
 
Jangan bergantung pada kafein atau gula
Ketika merasa lelah dan mengantuk, segelas kopi, sekotak permen atau coklat tentunya amat menggoda di tengah upaya menyelesaikan hari yang terasa panjang. Kafein di dalam kopi dan gula tinggi di dalam permen/ coklat memang dapat membangkitkan stamina dengan cepat, namun efeknya pun akan cepat hilang bahkan terasa lebih lelah ketika selesai dicerna tubuh. Beralihlah pada makanan kaya karbohidrat kompleks (roti gandum utuh, kacang-kacangan, jagung) atau kaya protein (daging tanpa lemak, keju, telur, produk kedelai, yogurt) yang akan menjaga kestabilan kadar gula darah sehingga asupan energi pun terjaga sepanjang hari.

Makanlah buah-buahan
Buah-buahan seperti apel, jeruk, peach, pir, mengandung serat tinggi yang dapat menjaga saluran pencernaan agar tetap bekerja. Kandungan gula alaminya jauh lebih baik dibandingkan makanan cepat saji yang mengandung gula tebu murni. Selain itu, mengkonsumsi buah-buahan tidak membutuhkan waktu persiapan yang lama, cukup cuci dan kupas bila perlu, dan Anda sudah bisa menikmatinya sambil beraktivitas.

Bagaimanapun juga, makanan tidak dapat mencukupi kekurangan istirahat/ tidur yang sering dialami seorang ibu baru ketika sibuk mengurus bayinya. Jadi di samping asupan makanan bergizi, cobalah untuk tidur siang sejenak jika memungkinkan. Ketika ibu merasa resah dan lelah, tidur siang beberapa menit akan lebih baik dibandingkan beralih pada cemilan tidak sehat. Karena bagaimanapun juga, istirahat/ tidur yang cukup juga merupakan obat terbaik untuk kelelahan dan membangkitkan stamina Anda kembali.

Saturday, February 11, 2012

Makanan pembangkit stamina bagi ibu baru (Bagian I)

Hidup baru sebagai seorang ibu pasti sangat menggairahkan untuk Anda, walaupun terkadang rasa bosan dan kelelahan pun mendera. Namun ibu tetap harus memenuhi kecukupan gizinya, untuk dapat menyusui bayi dan menjaga kesehatan dirinya sendiri. Selain itu, dengan memilih makanan yang sehat dan mengatur pola makan, akan menjaga stamina ibu agar dapat tetap beraktivitas sepanjang siang dan malam hari. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan seorang ibu baru agar dapat memperoleh energi dan stamina yang cukup dari asupan makanannya.

Sarapan dengan baik
Mulailah hari dengan menu sarapan berprotein tinggi dan berkarbohidrat kompleks seperti telur, yogurt, roti dan sereal dari biji-bijian utuh, dan hindari sereal manis, roti panggang, roti manis, dan makanan berkabohidrat tunggal atau bergula tinggi. Karbohidrat kompleks dapat memberikan asupan energi lebih lama karena lebih sulit dicerna oleh tubuh. Selain itu makanan berprotein tinggi, kaya vitamin dan mineral juga akan membuat hari ibu lebih bersemangat.

Makan dalam porsi kecil
Makan lima kali sehari dengan porsi lebih kecil merupakan pola makan yang lebih baik dibandingkan makan porsi penuh tiga kali sehari. Porsi makan kecil dengan frekuensi yang lebih banyak akan memberikan asupan energi tetap terjaga sepanjang hari. Simpanlah stok cemilan berprotein tinggi dan atau berkarbohidrat kompleks seperti bagelen dari gandum utuh, sereal mix dengan kacang dan buah kering, yogurt dengan buah, edamame, roti tawar gandum utuh dengan selai kacang, biskuit dan keju. Ibu tidak harus melulu makan nasi bukan dengan adanya pilihan makanan sehat yang beragam.

Jangan bertujuan untuk langsing
Kehilangan berat badan secara drastis dengan cepat setelah persalinan, dapat memicu produksi racun yang tersimpan dalam lemak tubuh. Racun ini dapat larut dalam lemak susu sehingga dapat meracuni ASI yang diminum bayi. Oleh karena itu, ibu tidak perlu mengkhawatirkan tentang berat badan lagi, cukup jaga pola makan sehat dan bergizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh dan menghasilkan ASI yang sehat untuk bayi. Pelan tapi pasti, seiring dengan kesibukan ibu mengurus bayi, berat badan berlebih yang diperoleh selama kehamilan akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu usaha diet yang ekstrim.

Bersambung...

Friday, February 10, 2012

Bolehkah berhubungan intim selama kehamilan? (Bagian II)

  •  Nyeri atau kram perut yang sangat parah dan berkepanjangan, disertai dengan flek atau pendarahan.
  • Ketidakcukupan leher rahim, yaitu kondisi di mana leher rahim memendek dan membuka sebelum tiba waktu persalinan. Hal ini disebabkan oleh leher rahim yang lemah dan meningkatnya tekanan dari pertumbuhan janin pada trimester ke dua atau ke tiga. Akibat yang ditimbulkan antara lain meningkatnya resiko kelahiran prematur.
  • Sobeknya membran (mucus plug) yang mengakibatkan kebocoran air ketuban.
  • Suami/ istri menderita penyakit kelamin atau infeksi kelamin lain seperti herpes, dll. Untuk infeksi kelamin, walaupun sudah sembuh, harus dipastikan dengan tes laboratorium bahwa telah terbebas dari infeksi (negatif).
  • Jika pada kehamilan sebelumnya, ibu mengalami persalinan prematur, ada dokter yang akan menyarankan berhenti berhubungan intim pada waktu tertentu sepanjang trimester ke dua atau ke tiga.

Bagaimanapun juga, masih banyak kondisi medis lain yang harus dipertimbangkan dalam berhubungan intim selama kehamilan. Oleh karena itu, jangan ragu-ragu untuk berkonsultasi dengan ahli atau dokter kandungan Anda. Ceritakanlah hal-hal yang tidak biasa Anda alami selama berhubungan intim, misalnya nyeri berlebihan atau pengeluaran lendir berlebihan, sehingga dokter dapat membantu menganalisa kondisi Anda. Jika dokter menyarankan untuk tidak berhubungan intim selama kehamilan, Anda tetap bisa menjaga keharmonisan hubungan suami istri dengan komunikasi yang baik, pelukan, ciuman hangat, saling memijit, dan berbagi tentang perasaan masing-masing.

Thursday, February 9, 2012

Bolehkah berhubungan intim selama kehamilan? (Bagian I)

 Sebagian besar pasangan suami istri selalu menanyakan bolehkah berhubungan intim ketika istri sedang hamil. Pada umumnya, hubungan intim selama kehamilan diperbolehkan secara medis selama ibu hamil tidak mengalami komplikasi tertentu. Selama tidak menimbulkan resiko benturan fisik yang keras atau jatuh, maka hubungan intim tidak akan mengganggu janin, karena adanya perlindungan di sekelilingnya yaitu cairan amniotik (air ketuban), lapisan otot rahim, dan dindinng rahim itu sendiri. Selain itu, ketika ibu sedang hamil, maka akan terbentuk semacam tutup yang tersusun dari lendir pada leher rahim, yang akan melindungi janin dari serangan infeksi dari luar.
 
Namun demikian, berikut adalah beberapa kondisi medis yang perlu diperhatikan sebagai pertimbangan tidak melakukan hubungan intim selama kehamilan:
  • Placenta previa, yaitu kondisi  di mana plasenta terletak mendekati atau tepat pada leher rahim. Plasenta merupakan bantalan seperti pancake yang menyuplai nutrisi dan oksigen untuk janin. Pada kehamilan normal, letaknya menempel pada dinding rahim bagian atas atau samping. Jika plasenta terletak sangat dekat atau tepat pada leher rahim, maka ibu disebut mengalami kelainan placenta previa ini. Kelainan ini akan memicu terjadinya kelahiran prematur, sehingga dokter akan menyarankan ibu hamil untuk tidak berhubungan intim selama kehamilan.
 
  • Ibu mengalami tanda-tanda kelahiran prematur (misalnya pendarahan ringan/ flek) semenjak usia awal kehamilan dan berlangsung terus menerus.
Bersambung...

Wednesday, February 8, 2012

Persalinan pertama dan ke dua


Bagi ibu hamil yang telah memiliki anak, tentunya persalinan bukanlah hal baru baginya. Namun demikian selang waktu antar persalinan, pengalaman saat persalinan pertama, dan berbagai kondisi akan membuat persalinan ke dua atau selanjutnya menjadi sedikit berbeda daripada persalinan yang pertama. Berikut adalah beberapa hal tersbut.
Kelas melahirkan
Jika selang antara dengan persalinan terakhir cukup dekat, ditambah dengan ingatan yang masih hangat, maka ibu hamil bias saja melewatkan kelas melahirkan yang mungkin memakan waktu cukup lama dan membosankan. Atau ibu hamil bias membeli DVD tentang pengetahuan persalinan, ataupun browsing dari internet, sehingga dapat melewatkan waktu lebih fleksibel.
Di sisi lain, jika persalinan terakhir sudah relatif lama atau ibu ingin mencoba metode persalinan yang berbeda, maka tidak ada salahnya menghadiri lagi kelas melahirkan untuk ibu hamil.

Mencoba metode persalinan yang berbeda
Bisa jadi ibu merasa kecewa dengan pengalaman persalinan terakhir yang dialaminya, dan ingin mencoba pengalaman baru. Mungkin ibu ingin merubah konsultan kehamilan dari bidan ke dokter atau sebaliknya, merubah pilihan rumah sakit, atau mencoba persalinan sesar setelah mengalami persalinan normal. Jika ibu ingin melahirkan normal setelah persalinan sesar terakhir, ibu harus berkonsultasi dengan ahli kandungan dan memilih rumah sakit yang mengijinkan persalinan normal tersebut.

Pengasuhan anak selama masa persalinan
Ibu hamil hendaknya merencanakan sejak awal tentang pengasuhan anak-anak ketika nantinya waktu persalinan tiba. Pastikan ada seseorang yang dapat dipercaya untuk menjaga dan mengasuh anak selama ibu di rumah sakit. Bicarakan juga dengan anak Anda tentang apa yang akan terjadi pada waktu persalinan nantinya, tenangkan mereka dan hilangkan ketakutan mereka saat ibu tidak bersamanya.

Proses persalinan yang lebih cepat
Walaupun tidak dapat dipastikan, namun persalinan kedua dan seterusnya relatif membutuhkan waktu lebih singkat. Ibu yang melahirkan pertama kali biasanya menmbutuhkan 10-20 jam pada saat persalinan, namun pada kali berikutnya akan berlangsung lebih cepat. Begitu pula dengan tahap mengejan, persalinan pertama umumnya berlangsung sekitar 1 jam, sedangkan kali berikutnya hanya berkisar rata-rata 20 menit.

Pemulihan setelah persalinan
Berbeda dengan persalinan pertama, biasanya sakit yang dirasakan akan lebih besar pada persalinan berikutnya. Rasa sakit disebabkan oleh kontraksi rahim yang sedang mengkerut kembali ke posisi dan ukuran semula sebelum kehamilan. Rasa sakitnya lebih tidak nyaman pada persalinan kedua dan selanjutnya karena setelah persalinan pertama, otot-otot rahim masih cenderung berkontraksi lebih baik. Selain itu, bentuk tubuh juga akan kembali lebih lama setelah persalinan kedua atau selanjutnya.

Tuesday, February 7, 2012

Tips mengenalkan botol susu pada bayi

Ketika ibu hendak menerapkan pemberian ASI paruh waktu, pada umumnya bayi merasa kurang antusias terhadap wadah baru dan isinya. Berikut adalah beberapa saran yang dapat dicoba dan diterapkan untuk membiasakan bayi menggunakan botol.
  • Ibu yang menyusui akan merasa aneh pada awalnya ketika menawarkan susu botol pada bayi. Selain itu bayi juga akan bingung ketika pertama kali diberi botol susu. Namun setelah bayi belajar menerima susu botol dari pemberi susu yang berpengalaman, ayah adalah sosok kedua yang dapat memberikan susu botol pada bayi.
  • Jangan bingungkan bayi yang merupakan penikmat ASI langsung. Sebagian bayi mau menerima susu botol saat digendong karena rasanya seperti menyusu dari payudara ibu. Namun sebagian bayi lain menolak susu botol bila diberikan dalam situasi atau posisi yang mengingatkannya akan menyusu dari payudara ibu.
  • Gunakan dot karet yang paling menyerupai puting susu ibu, dengan permukaan lebar. Dot yang mengalirkan cairan secara perlahan hingga bayi harus menghisap dengan keras, cenderung lebih disukai dan diterima bayi dibandingkan dot yang mengalirkan cairan dengan cepat. Selain itu, bila terlalu cepat keluar, resiko bayi tersedak akan lebih besar.
  • Dorong bayi untuk mencengkeram dot buatan seperti teknik yang diterapkan pada puting susu ibu, yaitu mulut terbuka lebar, bibir atas dan bawah menekuk ke arah luar, dan gusi menekan kurang lebih 2 cm di atas ujung dot. Hal ini akan membantu bayi ketika ia beralih kembali pada puting susu ibu ketika ibu dapat menyusui langsung sehingga bayi tidak bingung.
  • Hangatkan dot dalam air hangat sehingga menjadi lebih lunak seperti payudara ibu, pasti bayi akan lebih menyukainya. Cobalah mengganti temperatur dot sesuai kebutuhan bayi. Bayi yang telah memiliki gigi biasanya lebih menyukai dot botol yang dingin.
  • Ajaklah pengasuh atau orang lain yang memberikan susu botol untuk berinteraksi dengan bayi selama bayi minum. Sarankan pengasuh untuk memakai baju lengan pendek dan membuka baju bayi sehingga terjadi kontak kulit langsung. Demikian pula dengan kontak mata yang harus dijaga, sehingga terjadi interaksi sosial pada saat memberi susu.
  • Biarkan bayi menghisap jarinya di antara waktu penyusuan dengan botol. Hal ini membantu memuaskan kebutuhan bayi untuk menghisap dan menghangatkan hubungan bayi dengan pengasuh.
  • Hindari menyangga atau mengganjal botol susu tanpa dipegangi langsung. Selain faktor keamanan, kesempatan terjadinya interaksi sosial juga akan hilang.

Saturday, February 4, 2012

Pengobatan umum bagi ibu menyusui ( Bagian II)

Kafein dan cokelat 
Ibu menyusui masih boleh mengkonsumsi kopi, teh, minuman ringan bersoda, atau permen cokelat, karena penelitian telah menunjukkan bahwa hanya sekitar 0,5-1% saja yang bercampur ke dalam ASI. Namun ada sebagian bayi yang sensitif terhadap kafein atau theobromin dalam cokelat dan menunjukkan gejala keresahan.

Kontrasepsi oral
Menurut para ahli kesehatan, pil kontrasepsi yang mengandung progestin dosis rendah masih aman untuk dikonsumsi ibu menyusui. Namun pada kenyataannya masih banyak ibu yang mengeluhkan penurunan kualitas dan kuantitas ASI. Selain itu, masih belum bisa dipastikan efek jangka panjangnya terhadap bayi ketika menjadi ayah/ ibu kelak. Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dahulu dengan ahli kandungan untuk memastikan keamanan pil kontrasepsi yang hendak diminum.

Obat antidepresi dan psikiatris

Terkadang setelah persalinan ibu mengalami depresi berat yang membutuhkan perawatan medis. Sebelum meminum obat-obatan, cobalah untuk mempertimbangkan bantuan konseling atau dukungan dari keluarga dan teman. Adanya pertolongan ketika di rumah, latihan rutin, dan efek relaksasi dari menyusui juga dapat membantu ibu untuk bertahan dalam depresi yang cukup berat.
Jika dokter memberikan pengobatan oral, valium adalah jenis yang aman untuk dikonsumsi, tetapi penggunaan jangka panjang tidaklah dianjurkan. Penggunaan obat-obatan depresi lain harus di bawah pengawasan dokter, dan kadar yang masuk ke dalam ASI juga harus diawasi ketat kurang lebih 2-4 minggu sekali.

Jamu dan vitamin
Meskipun terbilang aman, namun jamu dan vitamin juga termasuk obat, sehingga ibu menyusui tetap harus berhati-hati dalam mengkonsumsinya. Prenatal vitamin baik dikonsumsi juga selama menyusui, namun dosis berlebihan tidaklah baik. Jamu sebaiknya dihindari atau digunakan dengan hati-hati. Sedangkan teh herbal yang berkhasiat meningkatkan persediaan ASI masih aman untuk dikonsumsi.

Friday, February 3, 2012

Pengobatan umum bagi ibu menyusui (Bagian I)

Kita telah mengetahui bahwa makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi ibu akan masuk juga ke dalam ASI. Ibu menyusui memang harus berhati-hati jika hendak meminum obat waktu sakit. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan umum baik yang aman maupun sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui.

Penghilang rasa sakit dan demam
Salah satu obat penghilang rasa sakit yang aman untuk ibu menyusui adalah yang mengandung asetaminofen. Hanya sekitar 0,1-0,2% dari dosis yang akan masuk ke dalam ASI. Beberapa dosis penghilang rasa sakit yang berfungsi sebagi pembius (demerol, kodein, dan morfin) setelah proses persalinan normal atau sesar, dapat menyebabkan bayi mengantuk untuk beberapa waktu, namun tidak cukup kuat untuk mempengaruhi ASI ibu. Di sisi lain, obat penghilang rasa sakit yang berfungsi sebagai pembius untuk jangka waktu panjang tidak aman bagi ibu dan bayi selama masa menyusui.

Obat pilek, batuk, dan alergi

Obat-obatan ringan untuk menyembuhkan pilek, batuk dan alergi yang dapat diperoleh tanpa resep dokter ini relatif aman dikonsumsi ibu menyusui. Meskipun demikian, selalu coba dahulu obat dengan komposisi tunggal (misalnya dekongestan atau antihistamin) sebelum meminum obat berkomposisi ganda. Selain itu, obat-obatan yang memiliki masa aktif singkat akan lebih aman daripada yang masa aktifnya panjang.
Obat batuk sirup yang mengandung kodein atau dextromethorphan (DM) bisa dikonsumsi ibu setelah menyusui dan sebelum tidur di malam hari, namun batasi hanya satu atau dua hari sekali.
Semprotan hidung yang biasanya digunakan untuk melegakan hidung tersumbat (cromolyn, steroid, dekongestan) lebih aman digunakan ibu menyusui daripada obat yang diminum.
Perhatikan perubahan sikap pada bayi, misalnya jika ia menunjukkan keresahan berlebihan atau tidur berlebihan setelah ibu minum obat sesak napas atau antihistamin. Segera sesuaikan dosis dan jadwal mengkonsumsi obat-obatan tersebut.

Antibiotik
Hampir semua antibiotik aman diminum ibu menyusui selama 1-2 minggu untuk infeksi umum karena hanya sedikit sekali yang masuk ke dalam ASI. Namun kemungkinan bayi alergi terhadap jenis antibiotik tertentu pun dapat muncul dengan gejala seperti sariawan di bibir atau diare sebagai efek samping penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama. Antibiotik jenis sulfa harus diperhatikan penggunaannya pada masa awal setelah persalinan. Sedangkan antibiotik seperti tetracyclin atau dosis tinggi yang disuntikkan ke pembuluh darah sebauknya digunakan di bawah pengawasan dokter.

Thursday, February 2, 2012

Bekerja dan Menyusui

Saat ini sudah banyak wanita karir yang memutuskan untuk tetap memberikan ASI walaupun mereka harus kembali bekerja. Namun tidak sedikit pula ibu yang memutuskan berhenti menyusui dan memberikan ASI ketika masa cuti melahirkannya habis dan harus kembali bekerja. Sebelum memutuskan untuk berhenti menyusui, mari kita lihat kembali manfaat tetap menyusui ketika bekerja, tidak hanya bagi ibu dan bayi namun juga bagi keluarga kecil Anda.
  • Ibu kehilangan lebih sedikit hari kerja, karena bayi yang mendapat ASI terbukti lebih sehat sehingga ibu (atau ayah) tidak perlu banyak meninggalkan kantor dan berada di rumah dengan bayi yang sakit.
  • Penghematan secara ekonomis. Pompa payudara yang baik memang relatif mahal, namun pemberian ASI jauh lebih murah dibandingkan membeli susu formula. Sebagai tambahan, bayi ASI akan lebih sehat dan menghemat biaya pengobatan.
  • Menjaga hubungan ibu dan bayi tetap dekat. Dengan memompa dan menyimpan ASI, ibu akan merasa lebih dekat dengan bayi meskipun saat itu ibu tengah berada jauh darinya. Rasa kedekatan yang khusus ini juga akan membantu dalam pengasuhan anak kelak.
  • Menyusui dan bekerja sudah menjadi tren. Dulu mungkin tidak biasa jika ada ibu bekerja yang menyusui, namun pada jaman sekarang ini malah menjadi tren yang baik ketika ibu bekerja tetap berkomitmen untuk memberikan ASI bagi bayinya. Bahkan tempat kerja atau kantor juga memiliki fasilitas yang mendukung untuk proses menyusui ini.
Dengan menilik sebagian kecil keuntungan memberikan ASI yang diuraikan di atas, ibu tentunya akan lebih termotivasi untuk tetap menyusui walaupun sudah kembali bekerja. Berbagai cara dapat diupayakan, tentunya dengan kerjasama yang baik antara ayah, anggota keluarga lain atau jasa pengasuhan, sehingga ASI tetap dapat diberikan secara tidak langsung ketika ibu bekerja maupun secara langsung sebelum/ setelah ibu bekerja.

Wednesday, February 1, 2012

Melacak makanan yang mengganggu bayi melalui ASI


Makanan yang dikonsumsi ibu secara langsung akan mempengaruhi kandungan nutrisi dalam ASI.  Terkadang bayi memiliki sensitivitas yang lebih peka terhadap jenis makanan tertentu, bahkan bisa jadi makanan tersebut mengganggu sistem pencernaan bayi yang berpengaruh pada perilaku dan kenyamanannya. Berikut adalah tiga langkah sederhana yang dapat ditempuh untuk mengidentifikasi makanan-makanan yang terkandung dalam ASI, yang menimbulkan gangguan pada bayi. Prinsip dasarnya adalah sama dengan cara yang diterapkan untuk mengidentifikasi makanan pemicu alergi setelah bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI eksklusif.

Langkah 1: Membuat diagram makanan
Dari kemungkinan-kemungkinan makanan terdahulu, pilih dan buatlah daftar makanan yang dikonsumsi ibu yang paling dicurigai. Susu sapi biasanya adalah penyebab yang paling umum. Selain itu, buat juga daftar gejala keresahan bayi, misalnya rewel, menangis, perut mulas yang datang dan pergi, perut kembung, susah buang air besar, diare, buang-buang angin, selalu bangun malam, atau lingkaran merah di sekitar anus bayi.

Langkah 2: Mengurangi makanan
Satu per satu (atau bila perlu bersamaan) hindari makanan yang paling dicurigai dalam daftar makanan ibu selama 10-14 hari. Amati perubahan pada bayi, apakah gejala keresahannya berkurang atau menghilang. Bila tidak ada perubahan, beralihlah ke makanan selanjutnya di dalam daftar yang dicurigai. Bila gejala-gejala keresahan telah hilang, lanjutkan ke langkah berikutnya.

Langkah 3: Menguji hasil temuan
Bila sebagian atau seluruh gejala  keresahan berkurang atau bahkan menghilang setelah ibu menghindari jenis makanan tertentu, ujilah temuan ini dengan cara mengenalkan makanan yang dicurigai tersebut. Bila gejala keresahan pada bayi muncul kembali dalam waktu 24 jam, hindari lagi makanan tersebut dalam diet ibu untuk sementara waktu

Kasih sayang ibu untuk bayi, seringkali membuat penilaian ibu menjadi kurang objektif. Demi menghindari bayi menjadi resah dan sakit, ibu sering menentukan makanan pengganggu berdasarkan insting belaka. Hal ini justru dapat menyebabkan ibu dan bayi kekurangan sumber gizi yang berharga. Padahal sebagian besar bayi sensitif dengan makanan tertentu (di luar alergi) hanya sementara saja dan akan berangsur-angsur meningkat sensitivitasnya sehingga tidak lagi mengganggu. Ibu bisa mulai memperkenalkan kembali makanan-makanan pengganggu tersebut sedikit demi sedikit dan melihat reaksi yang ditimbulkan bayi.