Tuesday, February 7, 2012

Tips mengenalkan botol susu pada bayi

Ketika ibu hendak menerapkan pemberian ASI paruh waktu, pada umumnya bayi merasa kurang antusias terhadap wadah baru dan isinya. Berikut adalah beberapa saran yang dapat dicoba dan diterapkan untuk membiasakan bayi menggunakan botol.
  • Ibu yang menyusui akan merasa aneh pada awalnya ketika menawarkan susu botol pada bayi. Selain itu bayi juga akan bingung ketika pertama kali diberi botol susu. Namun setelah bayi belajar menerima susu botol dari pemberi susu yang berpengalaman, ayah adalah sosok kedua yang dapat memberikan susu botol pada bayi.
  • Jangan bingungkan bayi yang merupakan penikmat ASI langsung. Sebagian bayi mau menerima susu botol saat digendong karena rasanya seperti menyusu dari payudara ibu. Namun sebagian bayi lain menolak susu botol bila diberikan dalam situasi atau posisi yang mengingatkannya akan menyusu dari payudara ibu.
  • Gunakan dot karet yang paling menyerupai puting susu ibu, dengan permukaan lebar. Dot yang mengalirkan cairan secara perlahan hingga bayi harus menghisap dengan keras, cenderung lebih disukai dan diterima bayi dibandingkan dot yang mengalirkan cairan dengan cepat. Selain itu, bila terlalu cepat keluar, resiko bayi tersedak akan lebih besar.
  • Dorong bayi untuk mencengkeram dot buatan seperti teknik yang diterapkan pada puting susu ibu, yaitu mulut terbuka lebar, bibir atas dan bawah menekuk ke arah luar, dan gusi menekan kurang lebih 2 cm di atas ujung dot. Hal ini akan membantu bayi ketika ia beralih kembali pada puting susu ibu ketika ibu dapat menyusui langsung sehingga bayi tidak bingung.
  • Hangatkan dot dalam air hangat sehingga menjadi lebih lunak seperti payudara ibu, pasti bayi akan lebih menyukainya. Cobalah mengganti temperatur dot sesuai kebutuhan bayi. Bayi yang telah memiliki gigi biasanya lebih menyukai dot botol yang dingin.
  • Ajaklah pengasuh atau orang lain yang memberikan susu botol untuk berinteraksi dengan bayi selama bayi minum. Sarankan pengasuh untuk memakai baju lengan pendek dan membuka baju bayi sehingga terjadi kontak kulit langsung. Demikian pula dengan kontak mata yang harus dijaga, sehingga terjadi interaksi sosial pada saat memberi susu.
  • Biarkan bayi menghisap jarinya di antara waktu penyusuan dengan botol. Hal ini membantu memuaskan kebutuhan bayi untuk menghisap dan menghangatkan hubungan bayi dengan pengasuh.
  • Hindari menyangga atau mengganjal botol susu tanpa dipegangi langsung. Selain faktor keamanan, kesempatan terjadinya interaksi sosial juga akan hilang.

No comments:

Post a Comment