Friday, February 3, 2012

Pengobatan umum bagi ibu menyusui (Bagian I)

Kita telah mengetahui bahwa makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi ibu akan masuk juga ke dalam ASI. Ibu menyusui memang harus berhati-hati jika hendak meminum obat waktu sakit. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan umum baik yang aman maupun sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui.

Penghilang rasa sakit dan demam
Salah satu obat penghilang rasa sakit yang aman untuk ibu menyusui adalah yang mengandung asetaminofen. Hanya sekitar 0,1-0,2% dari dosis yang akan masuk ke dalam ASI. Beberapa dosis penghilang rasa sakit yang berfungsi sebagi pembius (demerol, kodein, dan morfin) setelah proses persalinan normal atau sesar, dapat menyebabkan bayi mengantuk untuk beberapa waktu, namun tidak cukup kuat untuk mempengaruhi ASI ibu. Di sisi lain, obat penghilang rasa sakit yang berfungsi sebagai pembius untuk jangka waktu panjang tidak aman bagi ibu dan bayi selama masa menyusui.

Obat pilek, batuk, dan alergi

Obat-obatan ringan untuk menyembuhkan pilek, batuk dan alergi yang dapat diperoleh tanpa resep dokter ini relatif aman dikonsumsi ibu menyusui. Meskipun demikian, selalu coba dahulu obat dengan komposisi tunggal (misalnya dekongestan atau antihistamin) sebelum meminum obat berkomposisi ganda. Selain itu, obat-obatan yang memiliki masa aktif singkat akan lebih aman daripada yang masa aktifnya panjang.
Obat batuk sirup yang mengandung kodein atau dextromethorphan (DM) bisa dikonsumsi ibu setelah menyusui dan sebelum tidur di malam hari, namun batasi hanya satu atau dua hari sekali.
Semprotan hidung yang biasanya digunakan untuk melegakan hidung tersumbat (cromolyn, steroid, dekongestan) lebih aman digunakan ibu menyusui daripada obat yang diminum.
Perhatikan perubahan sikap pada bayi, misalnya jika ia menunjukkan keresahan berlebihan atau tidur berlebihan setelah ibu minum obat sesak napas atau antihistamin. Segera sesuaikan dosis dan jadwal mengkonsumsi obat-obatan tersebut.

Antibiotik
Hampir semua antibiotik aman diminum ibu menyusui selama 1-2 minggu untuk infeksi umum karena hanya sedikit sekali yang masuk ke dalam ASI. Namun kemungkinan bayi alergi terhadap jenis antibiotik tertentu pun dapat muncul dengan gejala seperti sariawan di bibir atau diare sebagai efek samping penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama. Antibiotik jenis sulfa harus diperhatikan penggunaannya pada masa awal setelah persalinan. Sedangkan antibiotik seperti tetracyclin atau dosis tinggi yang disuntikkan ke pembuluh darah sebauknya digunakan di bawah pengawasan dokter.

No comments:

Post a Comment