Thursday, February 9, 2012

Bolehkah berhubungan intim selama kehamilan? (Bagian I)

 Sebagian besar pasangan suami istri selalu menanyakan bolehkah berhubungan intim ketika istri sedang hamil. Pada umumnya, hubungan intim selama kehamilan diperbolehkan secara medis selama ibu hamil tidak mengalami komplikasi tertentu. Selama tidak menimbulkan resiko benturan fisik yang keras atau jatuh, maka hubungan intim tidak akan mengganggu janin, karena adanya perlindungan di sekelilingnya yaitu cairan amniotik (air ketuban), lapisan otot rahim, dan dindinng rahim itu sendiri. Selain itu, ketika ibu sedang hamil, maka akan terbentuk semacam tutup yang tersusun dari lendir pada leher rahim, yang akan melindungi janin dari serangan infeksi dari luar.
 
Namun demikian, berikut adalah beberapa kondisi medis yang perlu diperhatikan sebagai pertimbangan tidak melakukan hubungan intim selama kehamilan:
  • Placenta previa, yaitu kondisi  di mana plasenta terletak mendekati atau tepat pada leher rahim. Plasenta merupakan bantalan seperti pancake yang menyuplai nutrisi dan oksigen untuk janin. Pada kehamilan normal, letaknya menempel pada dinding rahim bagian atas atau samping. Jika plasenta terletak sangat dekat atau tepat pada leher rahim, maka ibu disebut mengalami kelainan placenta previa ini. Kelainan ini akan memicu terjadinya kelahiran prematur, sehingga dokter akan menyarankan ibu hamil untuk tidak berhubungan intim selama kehamilan.
 
  • Ibu mengalami tanda-tanda kelahiran prematur (misalnya pendarahan ringan/ flek) semenjak usia awal kehamilan dan berlangsung terus menerus.
Bersambung...

Wednesday, February 8, 2012

Persalinan pertama dan ke dua


Bagi ibu hamil yang telah memiliki anak, tentunya persalinan bukanlah hal baru baginya. Namun demikian selang waktu antar persalinan, pengalaman saat persalinan pertama, dan berbagai kondisi akan membuat persalinan ke dua atau selanjutnya menjadi sedikit berbeda daripada persalinan yang pertama. Berikut adalah beberapa hal tersbut.
Kelas melahirkan
Jika selang antara dengan persalinan terakhir cukup dekat, ditambah dengan ingatan yang masih hangat, maka ibu hamil bias saja melewatkan kelas melahirkan yang mungkin memakan waktu cukup lama dan membosankan. Atau ibu hamil bias membeli DVD tentang pengetahuan persalinan, ataupun browsing dari internet, sehingga dapat melewatkan waktu lebih fleksibel.
Di sisi lain, jika persalinan terakhir sudah relatif lama atau ibu ingin mencoba metode persalinan yang berbeda, maka tidak ada salahnya menghadiri lagi kelas melahirkan untuk ibu hamil.

Mencoba metode persalinan yang berbeda
Bisa jadi ibu merasa kecewa dengan pengalaman persalinan terakhir yang dialaminya, dan ingin mencoba pengalaman baru. Mungkin ibu ingin merubah konsultan kehamilan dari bidan ke dokter atau sebaliknya, merubah pilihan rumah sakit, atau mencoba persalinan sesar setelah mengalami persalinan normal. Jika ibu ingin melahirkan normal setelah persalinan sesar terakhir, ibu harus berkonsultasi dengan ahli kandungan dan memilih rumah sakit yang mengijinkan persalinan normal tersebut.

Pengasuhan anak selama masa persalinan
Ibu hamil hendaknya merencanakan sejak awal tentang pengasuhan anak-anak ketika nantinya waktu persalinan tiba. Pastikan ada seseorang yang dapat dipercaya untuk menjaga dan mengasuh anak selama ibu di rumah sakit. Bicarakan juga dengan anak Anda tentang apa yang akan terjadi pada waktu persalinan nantinya, tenangkan mereka dan hilangkan ketakutan mereka saat ibu tidak bersamanya.

Proses persalinan yang lebih cepat
Walaupun tidak dapat dipastikan, namun persalinan kedua dan seterusnya relatif membutuhkan waktu lebih singkat. Ibu yang melahirkan pertama kali biasanya menmbutuhkan 10-20 jam pada saat persalinan, namun pada kali berikutnya akan berlangsung lebih cepat. Begitu pula dengan tahap mengejan, persalinan pertama umumnya berlangsung sekitar 1 jam, sedangkan kali berikutnya hanya berkisar rata-rata 20 menit.

Pemulihan setelah persalinan
Berbeda dengan persalinan pertama, biasanya sakit yang dirasakan akan lebih besar pada persalinan berikutnya. Rasa sakit disebabkan oleh kontraksi rahim yang sedang mengkerut kembali ke posisi dan ukuran semula sebelum kehamilan. Rasa sakitnya lebih tidak nyaman pada persalinan kedua dan selanjutnya karena setelah persalinan pertama, otot-otot rahim masih cenderung berkontraksi lebih baik. Selain itu, bentuk tubuh juga akan kembali lebih lama setelah persalinan kedua atau selanjutnya.

Tuesday, February 7, 2012

Tips mengenalkan botol susu pada bayi

Ketika ibu hendak menerapkan pemberian ASI paruh waktu, pada umumnya bayi merasa kurang antusias terhadap wadah baru dan isinya. Berikut adalah beberapa saran yang dapat dicoba dan diterapkan untuk membiasakan bayi menggunakan botol.
  • Ibu yang menyusui akan merasa aneh pada awalnya ketika menawarkan susu botol pada bayi. Selain itu bayi juga akan bingung ketika pertama kali diberi botol susu. Namun setelah bayi belajar menerima susu botol dari pemberi susu yang berpengalaman, ayah adalah sosok kedua yang dapat memberikan susu botol pada bayi.
  • Jangan bingungkan bayi yang merupakan penikmat ASI langsung. Sebagian bayi mau menerima susu botol saat digendong karena rasanya seperti menyusu dari payudara ibu. Namun sebagian bayi lain menolak susu botol bila diberikan dalam situasi atau posisi yang mengingatkannya akan menyusu dari payudara ibu.
  • Gunakan dot karet yang paling menyerupai puting susu ibu, dengan permukaan lebar. Dot yang mengalirkan cairan secara perlahan hingga bayi harus menghisap dengan keras, cenderung lebih disukai dan diterima bayi dibandingkan dot yang mengalirkan cairan dengan cepat. Selain itu, bila terlalu cepat keluar, resiko bayi tersedak akan lebih besar.
  • Dorong bayi untuk mencengkeram dot buatan seperti teknik yang diterapkan pada puting susu ibu, yaitu mulut terbuka lebar, bibir atas dan bawah menekuk ke arah luar, dan gusi menekan kurang lebih 2 cm di atas ujung dot. Hal ini akan membantu bayi ketika ia beralih kembali pada puting susu ibu ketika ibu dapat menyusui langsung sehingga bayi tidak bingung.
  • Hangatkan dot dalam air hangat sehingga menjadi lebih lunak seperti payudara ibu, pasti bayi akan lebih menyukainya. Cobalah mengganti temperatur dot sesuai kebutuhan bayi. Bayi yang telah memiliki gigi biasanya lebih menyukai dot botol yang dingin.
  • Ajaklah pengasuh atau orang lain yang memberikan susu botol untuk berinteraksi dengan bayi selama bayi minum. Sarankan pengasuh untuk memakai baju lengan pendek dan membuka baju bayi sehingga terjadi kontak kulit langsung. Demikian pula dengan kontak mata yang harus dijaga, sehingga terjadi interaksi sosial pada saat memberi susu.
  • Biarkan bayi menghisap jarinya di antara waktu penyusuan dengan botol. Hal ini membantu memuaskan kebutuhan bayi untuk menghisap dan menghangatkan hubungan bayi dengan pengasuh.
  • Hindari menyangga atau mengganjal botol susu tanpa dipegangi langsung. Selain faktor keamanan, kesempatan terjadinya interaksi sosial juga akan hilang.

Saturday, February 4, 2012

Pengobatan umum bagi ibu menyusui ( Bagian II)

Kafein dan cokelat 
Ibu menyusui masih boleh mengkonsumsi kopi, teh, minuman ringan bersoda, atau permen cokelat, karena penelitian telah menunjukkan bahwa hanya sekitar 0,5-1% saja yang bercampur ke dalam ASI. Namun ada sebagian bayi yang sensitif terhadap kafein atau theobromin dalam cokelat dan menunjukkan gejala keresahan.

Kontrasepsi oral
Menurut para ahli kesehatan, pil kontrasepsi yang mengandung progestin dosis rendah masih aman untuk dikonsumsi ibu menyusui. Namun pada kenyataannya masih banyak ibu yang mengeluhkan penurunan kualitas dan kuantitas ASI. Selain itu, masih belum bisa dipastikan efek jangka panjangnya terhadap bayi ketika menjadi ayah/ ibu kelak. Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dahulu dengan ahli kandungan untuk memastikan keamanan pil kontrasepsi yang hendak diminum.

Obat antidepresi dan psikiatris

Terkadang setelah persalinan ibu mengalami depresi berat yang membutuhkan perawatan medis. Sebelum meminum obat-obatan, cobalah untuk mempertimbangkan bantuan konseling atau dukungan dari keluarga dan teman. Adanya pertolongan ketika di rumah, latihan rutin, dan efek relaksasi dari menyusui juga dapat membantu ibu untuk bertahan dalam depresi yang cukup berat.
Jika dokter memberikan pengobatan oral, valium adalah jenis yang aman untuk dikonsumsi, tetapi penggunaan jangka panjang tidaklah dianjurkan. Penggunaan obat-obatan depresi lain harus di bawah pengawasan dokter, dan kadar yang masuk ke dalam ASI juga harus diawasi ketat kurang lebih 2-4 minggu sekali.

Jamu dan vitamin
Meskipun terbilang aman, namun jamu dan vitamin juga termasuk obat, sehingga ibu menyusui tetap harus berhati-hati dalam mengkonsumsinya. Prenatal vitamin baik dikonsumsi juga selama menyusui, namun dosis berlebihan tidaklah baik. Jamu sebaiknya dihindari atau digunakan dengan hati-hati. Sedangkan teh herbal yang berkhasiat meningkatkan persediaan ASI masih aman untuk dikonsumsi.

Friday, February 3, 2012

Pengobatan umum bagi ibu menyusui (Bagian I)

Kita telah mengetahui bahwa makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi ibu akan masuk juga ke dalam ASI. Ibu menyusui memang harus berhati-hati jika hendak meminum obat waktu sakit. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan umum baik yang aman maupun sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui.

Penghilang rasa sakit dan demam
Salah satu obat penghilang rasa sakit yang aman untuk ibu menyusui adalah yang mengandung asetaminofen. Hanya sekitar 0,1-0,2% dari dosis yang akan masuk ke dalam ASI. Beberapa dosis penghilang rasa sakit yang berfungsi sebagi pembius (demerol, kodein, dan morfin) setelah proses persalinan normal atau sesar, dapat menyebabkan bayi mengantuk untuk beberapa waktu, namun tidak cukup kuat untuk mempengaruhi ASI ibu. Di sisi lain, obat penghilang rasa sakit yang berfungsi sebagai pembius untuk jangka waktu panjang tidak aman bagi ibu dan bayi selama masa menyusui.

Obat pilek, batuk, dan alergi

Obat-obatan ringan untuk menyembuhkan pilek, batuk dan alergi yang dapat diperoleh tanpa resep dokter ini relatif aman dikonsumsi ibu menyusui. Meskipun demikian, selalu coba dahulu obat dengan komposisi tunggal (misalnya dekongestan atau antihistamin) sebelum meminum obat berkomposisi ganda. Selain itu, obat-obatan yang memiliki masa aktif singkat akan lebih aman daripada yang masa aktifnya panjang.
Obat batuk sirup yang mengandung kodein atau dextromethorphan (DM) bisa dikonsumsi ibu setelah menyusui dan sebelum tidur di malam hari, namun batasi hanya satu atau dua hari sekali.
Semprotan hidung yang biasanya digunakan untuk melegakan hidung tersumbat (cromolyn, steroid, dekongestan) lebih aman digunakan ibu menyusui daripada obat yang diminum.
Perhatikan perubahan sikap pada bayi, misalnya jika ia menunjukkan keresahan berlebihan atau tidur berlebihan setelah ibu minum obat sesak napas atau antihistamin. Segera sesuaikan dosis dan jadwal mengkonsumsi obat-obatan tersebut.

Antibiotik
Hampir semua antibiotik aman diminum ibu menyusui selama 1-2 minggu untuk infeksi umum karena hanya sedikit sekali yang masuk ke dalam ASI. Namun kemungkinan bayi alergi terhadap jenis antibiotik tertentu pun dapat muncul dengan gejala seperti sariawan di bibir atau diare sebagai efek samping penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama. Antibiotik jenis sulfa harus diperhatikan penggunaannya pada masa awal setelah persalinan. Sedangkan antibiotik seperti tetracyclin atau dosis tinggi yang disuntikkan ke pembuluh darah sebauknya digunakan di bawah pengawasan dokter.

Thursday, February 2, 2012

Bekerja dan Menyusui

Saat ini sudah banyak wanita karir yang memutuskan untuk tetap memberikan ASI walaupun mereka harus kembali bekerja. Namun tidak sedikit pula ibu yang memutuskan berhenti menyusui dan memberikan ASI ketika masa cuti melahirkannya habis dan harus kembali bekerja. Sebelum memutuskan untuk berhenti menyusui, mari kita lihat kembali manfaat tetap menyusui ketika bekerja, tidak hanya bagi ibu dan bayi namun juga bagi keluarga kecil Anda.
  • Ibu kehilangan lebih sedikit hari kerja, karena bayi yang mendapat ASI terbukti lebih sehat sehingga ibu (atau ayah) tidak perlu banyak meninggalkan kantor dan berada di rumah dengan bayi yang sakit.
  • Penghematan secara ekonomis. Pompa payudara yang baik memang relatif mahal, namun pemberian ASI jauh lebih murah dibandingkan membeli susu formula. Sebagai tambahan, bayi ASI akan lebih sehat dan menghemat biaya pengobatan.
  • Menjaga hubungan ibu dan bayi tetap dekat. Dengan memompa dan menyimpan ASI, ibu akan merasa lebih dekat dengan bayi meskipun saat itu ibu tengah berada jauh darinya. Rasa kedekatan yang khusus ini juga akan membantu dalam pengasuhan anak kelak.
  • Menyusui dan bekerja sudah menjadi tren. Dulu mungkin tidak biasa jika ada ibu bekerja yang menyusui, namun pada jaman sekarang ini malah menjadi tren yang baik ketika ibu bekerja tetap berkomitmen untuk memberikan ASI bagi bayinya. Bahkan tempat kerja atau kantor juga memiliki fasilitas yang mendukung untuk proses menyusui ini.
Dengan menilik sebagian kecil keuntungan memberikan ASI yang diuraikan di atas, ibu tentunya akan lebih termotivasi untuk tetap menyusui walaupun sudah kembali bekerja. Berbagai cara dapat diupayakan, tentunya dengan kerjasama yang baik antara ayah, anggota keluarga lain atau jasa pengasuhan, sehingga ASI tetap dapat diberikan secara tidak langsung ketika ibu bekerja maupun secara langsung sebelum/ setelah ibu bekerja.

Wednesday, February 1, 2012

Melacak makanan yang mengganggu bayi melalui ASI


Makanan yang dikonsumsi ibu secara langsung akan mempengaruhi kandungan nutrisi dalam ASI.  Terkadang bayi memiliki sensitivitas yang lebih peka terhadap jenis makanan tertentu, bahkan bisa jadi makanan tersebut mengganggu sistem pencernaan bayi yang berpengaruh pada perilaku dan kenyamanannya. Berikut adalah tiga langkah sederhana yang dapat ditempuh untuk mengidentifikasi makanan-makanan yang terkandung dalam ASI, yang menimbulkan gangguan pada bayi. Prinsip dasarnya adalah sama dengan cara yang diterapkan untuk mengidentifikasi makanan pemicu alergi setelah bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI eksklusif.

Langkah 1: Membuat diagram makanan
Dari kemungkinan-kemungkinan makanan terdahulu, pilih dan buatlah daftar makanan yang dikonsumsi ibu yang paling dicurigai. Susu sapi biasanya adalah penyebab yang paling umum. Selain itu, buat juga daftar gejala keresahan bayi, misalnya rewel, menangis, perut mulas yang datang dan pergi, perut kembung, susah buang air besar, diare, buang-buang angin, selalu bangun malam, atau lingkaran merah di sekitar anus bayi.

Langkah 2: Mengurangi makanan
Satu per satu (atau bila perlu bersamaan) hindari makanan yang paling dicurigai dalam daftar makanan ibu selama 10-14 hari. Amati perubahan pada bayi, apakah gejala keresahannya berkurang atau menghilang. Bila tidak ada perubahan, beralihlah ke makanan selanjutnya di dalam daftar yang dicurigai. Bila gejala-gejala keresahan telah hilang, lanjutkan ke langkah berikutnya.

Langkah 3: Menguji hasil temuan
Bila sebagian atau seluruh gejala  keresahan berkurang atau bahkan menghilang setelah ibu menghindari jenis makanan tertentu, ujilah temuan ini dengan cara mengenalkan makanan yang dicurigai tersebut. Bila gejala keresahan pada bayi muncul kembali dalam waktu 24 jam, hindari lagi makanan tersebut dalam diet ibu untuk sementara waktu

Kasih sayang ibu untuk bayi, seringkali membuat penilaian ibu menjadi kurang objektif. Demi menghindari bayi menjadi resah dan sakit, ibu sering menentukan makanan pengganggu berdasarkan insting belaka. Hal ini justru dapat menyebabkan ibu dan bayi kekurangan sumber gizi yang berharga. Padahal sebagian besar bayi sensitif dengan makanan tertentu (di luar alergi) hanya sementara saja dan akan berangsur-angsur meningkat sensitivitasnya sehingga tidak lagi mengganggu. Ibu bisa mulai memperkenalkan kembali makanan-makanan pengganggu tersebut sedikit demi sedikit dan melihat reaksi yang ditimbulkan bayi.